Kalurahan Giripanggung

Giripanggung. Warga masyarakat Giripanggung, secara rutin menyelenggarakan tradisi kenduri suran setiap malam 1 Suro atau bulan Suro (Muharram) di balai Padukuhan setempat. Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia yang telah diterima oleh masyarakat.

Kenduri suran di Giripanggung dihadiri oleh seluruh warga desa, mulai dari tokoh masyarakat, pemuka agama, hingga para pemuda. Acara ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat setempat, karena dianggap sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat kebersamaan.

Dalam kenduri suran, warga berdoa bersama-sama dengan dipimpin oleh sesepuh desa atau pemuka agama. Doa-doa yang dipanjatkan bertujuan untuk memohon keselamatan, rezeki, dan keberkahan bagi seluruh warga di sepanjang tahun yang akan datang.

Selain berdoa, acara kenduri suran juga diramaikan dengan hidangan tradisional seperti tumpeng, jajanan pasar, dan makanan khas Jawa lainnya. Warga saling berbagi makanan dan minuman sebagai bentuk kebersamaan dan kerukunan.

Lurah Giripanggung, Ngadi, mengatakan bahwa tradisi kenduri suran merupakan warisan budaya yang harus tetap dilestarikan oleh masyarakat. Menurutnya, acara ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan juga sarana untuk menjaga nilai-nilai luhur dan kearifan lokal.

"Kenduri suran bagi kami adalah momen yang sangat berharga. Selain untuk berdoa bersama, acara ini juga menjadi sarana untuk saling berbagi dan mempererat tali persaudaraan antar warga," ujar Ngadi.

Tradisi kenduri suran di Giripanggung telah berlangsung secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Warga berharap, tradisi ini akan terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya yang adiluhung.